KESENIAN SERANG BANTEN DAN SEKITARNYA
Kabupaten Serang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Terletak di bagian barat Pulau Jawa, Kabupaten Serang mengelilingi Kota Serang (ibu kota Provinsi Banten) dan berbatasan dengan Laut Jawa di utara serta Kabupaten Pandeglang di selatan.
Kabupaten Serang terletak di bagian barat Provinsi Banten dan memiliki wilayah yang luas mencakup daerah pesisir hingga perbukitan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di timur, Kota Cilegon di barat, dan Kabupaten Pandeglang di selatan. Kabupaten Serang juga memiliki garis pantai yang panjang di sepanjang Laut Jawa, yang menjadi salah satu potensi dalam sektor perikanan dan pariwisata.
Kabupaten Serang kaya akan budaya dan tradisi lokal, termasuk kesenian tradisional seperti Debus, Rampak Bedug, dan Pencak Silat. Masyarakatnya juga masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi yang diwariskan dari nenek moyang mereka.
Kabupaten Serang terdiri dari 29 kecamatan yang meliputi ratusan desa dan kelurahan. Beberapa kecamatan yang terkenal di Kabupaten Serang antara lain adalah Ciruas, Cikande, Bojonegara, Pulo Ampel, Waringin Kurung, Baros, dan Anyer
Serang, yang terletak di provinsi Banten, Indonesia, memiliki warisan budaya dan kesenian yang kaya dengan seni, berikut ini beberapa seni dan budaya khas Serang yang belum banyak orang ketahui :
1. Pencak Silat Bandrong Banten
Pencak Silat Bandrong adalah salah satu aliran pencak silat tradisional yang berasal dari Banten, Indonesia. Aliran ini sangat terkenal di daerah Serang, Kabupaten Serang, dan sekitarnya, dan menjadi bagian penting dari warisan budaya dan kesenian bela diri di Banten. Pencak Silat Bandrong dikenal dengan gaya bertarungnya yang kuat dan teknik serangan yang cepat dan efektif.
Nama "Bandrong" diambil dari sebutan ikan yang ditemukan dilaut antara selat sunda dan laut jawa, Serang, yang memiliki gerakan yang gesit, licin dan mematikan, yang melambangkan kecepatan dan ketegasan dalam bergerak. Aliran ini awalnya dikembangkan sebagai seni bela diri untuk mempertahankan diri dari gangguan perampok pada masa itu dan dari penjajahan.
Pesilat Bandrong biasanya mengenakan pakaian khas berwarna hitam saat bertarung atau melakukan demonstrasi. Aliran ini juga dikenal menggunakan senjata tradisional seperti golok, trisula dan tongkat dalam beberapa teknik bela dirinya
Pencak Silat Bandrong sering dipertunjukkan dalam acara budaya, perayaan hari besar, dan festival di Banten. Acara ini tidak hanya menunjukkan keterampilan bela diri tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya daerah kepada generasi muda dan masyarakat luas.
2. Ubrug
Ubrug adalah salah satu bentuk kesenian tradisional khas Banten, khususnya terkenal di wilayah Serang dan sekitarnya. Kesenian ini merupakan teater rakyat yang menggabungkan unsur-unsur drama, musik, tari, dan humor, yang menjadi hiburan yang populer di kalangan masyarakat Banten.
Ubrug adalah pertunjukan teater rakyat yang dimainkan di atas panggung sederhana yang biasanya didirikan di lapangan terbuka atau halaman rumah. Kesenian ini sering kali diadakan dalam rangka hajatan, perayaan, atau acara-acara lokal lainnya
Unsur komedi adalah bagian penting dari Ubrug. Para pemain sering kali melakukan improvisasi dialog dan adegan lucu yang membuat penonton tertawa. Hal ini menjadikan Ubrug sebagai hiburan yang menyenangkan dan selalu dinantikan oleh masyarakat.
Ubrug diperkirakan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan berkembang di kalangan masyarakat Banten sebagai hiburan rakyat. Nama "Ubrug" sendiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti "ramai" atau "berkumpul," mencerminkan sifat dari pertunjukan ini yang melibatkan banyak orang.
3. Bendrong Lesung
Bendrong Lesung adalah salah satu kesenian tradisional khas Serang, Banten. Kesenian ini merupakan bentuk musik perkusi yang memanfaatkan alat tradisional pertanian, yaitu lesung (alat penumbuk padi) dan alu (kayu penumbuk). Bendrong Lesung bukan hanya sekadar musik, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang erat kaitannya dengan kehidupan agraris masyarakat Banten.
Lesung adalah alat berbentuk seperti perahu yang terbuat dari kayu keras dan digunakan oleh masyarakat tradisional untuk menumbuk padi. Alu adalah kayu panjang yang digunakan untuk menumbuk padi di dalam lesung. Dalam kesenian Bendrong Lesung, lesung ini dipukul-pukul dengan alu untuk menghasilkan suara ritmis
Bunyi yang dihasilkan dari tabuhan alu pada lesung menjadi musik perkusi yang khas, dengan irama yang dinamis dan ritmis. Tabuhan ini biasanya diatur dalam tempo tertentu, yang bisa lambat, sedang, hingga cepat, bergantung pada suasana dan tujuan pertunjukan.
Bendrong Lesung adalah cerminan dari kehidupan masyarakat Banten yang sederhana namun penuh semangat gotong royong dan kebersamaan. Kesenian ini juga menjadi salah satu simbol identitas budaya yang kaya dan unik dari Banten, khususnya Serang
3. Rudat
Rudat adalah salah satu kesenian tradisional khas Serang, Banten, yang menggabungkan unsur tarian, musik, dan seni bela diri. Kesenian ini memiliki karakteristik unik dengan gerakan yang energik dan atraktif, serta diiringi oleh musik tradisional yang khas. Rudat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media dakwah dan penyebaran ajaran Islam, terutama di kalangan masyarakat Banten.
Musik pengiring Rudat terdiri dari berbagai alat musik tradisional seperti rebana. Musik yang dimainkan cenderung memiliki ritme yang cepat dan semangat. Lagu-lagu yang dinyanyikan biasanya berupa syair-syair Islami, shalawat, atau pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad.
Rudat sering kali dipentaskan dalam berbagai acara adat, perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi, acara pernikahan, sunatan, dan acara-acara resmi lainnya. Pertunjukan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bagian dari ritual adat dan upacara keagamaan yang melibatkan masyarakat luas.
Rudat bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tetapi juga sarana pembelajaran nilai-nilai agama dan budaya yang terus relevan di tengah kehidupan modern masyarakat Banten.
4. Yalil
Yalil adalah salah satu kesenian tradisional yang khas dari Serang, Banten, yang sering ditampilkan dalam acara-acara pernikahan. Kesenian Yalil menonjolkan seni vokal yang dibawakan dalam bentuk syair. Pertunjukan ini memiliki makna yang mendalam dan biasanya berkaitan dengan ungkapan rasa syukur dan doa untuk kedua mempelai yang baru menikah. Yalil adalah seni vokal yang dibawakan oleh sekelompok vokalis, biasanya terdiri dari laki-laki, yang melantunkan syair-syair dalam bahasa Arab. Lirik yang dilantunkan dalam Yalil sering kali berupa doa-doa, shalawat, serta pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Dalam konteks pernikahan, Yalil berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan doa bagi pasangan pengantin. Syair-syair yang dilantunkan merupakan doa agar rumah tangga yang dibangun mendapatkan berkah, kebahagiaan, dan kerukunan.
Yalil berkembang pesat di wilayah Banten, khususnya di daerah Serang, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari adat istiadat masyarakat setempat. Seiring waktu, kesenian ini terus beradaptasi dengan budaya lokal tanpa meninggalkan unsur-unsur keislamannya.
5. Panjang Maulid
Panjang Maulid adalah salah satu tradisi budaya khas Serang, Banten, yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi). Tradisi ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Serang, tidak hanya sebagai bentuk perayaan keagamaan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi, memperkokoh solidaritas sosial, dan memperkaya budaya lokal.
Salah satu ciri khas tradisi ini adalah arak-arakan "Panjang Maulid", yaitu sebuah prosesi membawa hasil bumi, makanan, kue-kue tradisional, buah-buahan, hingga miniatur masjid atau perahu yang dihias dengan cantik. "Panjang" merujuk pada wadah atau nampan besar yang digunakan untuk mengangkut persembahan tersebut. Nampan ini dihias indah dengan daun kelapa muda, bunga-bungaan, dan kain warna-warni.
Tradisi Panjang Maulid dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat desa. Warga bergotong-royong mempersiapkan makanan, hiasan, dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan. Setiap keluarga atau kelompok warga biasanya membawa satu "Panjang" yang akan diarak menuju tempat perayaan, seperti masjid atau lapangan desa.
Setelah semua rangkaian acara arak-arakan Panjang Maulid, Tausiyah, Marhabanan dan doa selesai, makanan yang diarak dalam "Panjang" tersebut dibagikan kepada seluruh warga yang hadir. Makanan ini sering disebut sebagai "berkat" atau "nasi berekat," dan pembagiannya dianggap sebagai bentuk syukur dan berkah yang diharapkan dapat membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat.
Acara ini juga menjadi sarana dakwah dan pendidikan agama yang efektif, terutama bagi generasi muda. Melalui pembacaan Maulid dan ceramah agama, masyarakat diajak untuk lebih mengenal dan mencintai Nabi Muhammad SAW serta meneladani sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah seni dan budaya khas Serang yang memiliki nilai-nilai agama dan budaya yang menciptakan sebuah perayaan dan pertunjukan yang tidak hanya meriah, tetapi juga sarat akan makna spiritual dan sosial.
Komentar
Posting Komentar